Warning, Semenanjung Korea Hampir Perang, China Dan Russia Minta Ini
Negara Rusia dan China hari menginginkan harapan dicapai penyelesaian damai atas ketegangan yang menyelimuti aktivitas Korea Utara dan selatan di bidang nuklir dan peluru kendali balistik rudal.
Menlu Rusia Sergei Lavrov mengemukakan kepada media pemerintah tidak ada yang ingin melihat pecah perang di Semenanjung Korea, Ia berharap agar AS tidak merencanakan pendekatan militer untuk menyelesaikan situasi di semenanjung korea.
Sementarra itu ,jubir kemenlu China yakni Hua Chunying mengatakan dalam pernyataan hari Senin, semua negara harus dapat mengekang diri dan bersikap proaktif dan konstruktif untuk meredakan ketegangan di semenanjung korea.
Negara China juga mengatakan, bahwa sanksi baru PBB terhadap Korea Utara hendaknya tidak sampai menimbulkan dampak merusak terhadap penduduk sipil Korea Utara atau mempengaruhi hubungan dan kerjasama ekonomi yang selama ini normal-normal saja.
Sementara itu, DK PBB pada hari Jumat dengan suara bulat menyetujui resolusi membatasi jumlah minyak bensin dan diesel yang boleh diimpor Korea Utara serta memperketat inspeksi terhadap semua kapal yang dicurigai mengangkut barang gelap dari korut ke korut.
Keputusan Resolusi juga meminta semua anggota PBB untuk dalam waktu dua tahun memulangkan semua pekerja Korea Utara yang bekerja di luar negeri tujuannya untuk memutus sumber pemasukan bagi pemerintahan Kim Jong Un yang secara rutin menyita sebagian besar penghasilan pekerja warganya itu.
Sementara itu, AS menaksir ada sebanyak 80 ribu pekerja Korut di China dan sedikitnya 30 ribu di Russia.
Kim Jong Un menolak sanksi baru itu dan mencapnya selaku ‘tindakan perang yg harus pecah' dan sama dengan blokade ekonomi penuh kepada negara yg dipimpinnya.
Menlu Rusia Sergei Lavrov mengemukakan kepada media pemerintah tidak ada yang ingin melihat pecah perang di Semenanjung Korea, Ia berharap agar AS tidak merencanakan pendekatan militer untuk menyelesaikan situasi di semenanjung korea.
Sementarra itu ,jubir kemenlu China yakni Hua Chunying mengatakan dalam pernyataan hari Senin, semua negara harus dapat mengekang diri dan bersikap proaktif dan konstruktif untuk meredakan ketegangan di semenanjung korea.
Negara China juga mengatakan, bahwa sanksi baru PBB terhadap Korea Utara hendaknya tidak sampai menimbulkan dampak merusak terhadap penduduk sipil Korea Utara atau mempengaruhi hubungan dan kerjasama ekonomi yang selama ini normal-normal saja.
Sementara itu, DK PBB pada hari Jumat dengan suara bulat menyetujui resolusi membatasi jumlah minyak bensin dan diesel yang boleh diimpor Korea Utara serta memperketat inspeksi terhadap semua kapal yang dicurigai mengangkut barang gelap dari korut ke korut.
Keputusan Resolusi juga meminta semua anggota PBB untuk dalam waktu dua tahun memulangkan semua pekerja Korea Utara yang bekerja di luar negeri tujuannya untuk memutus sumber pemasukan bagi pemerintahan Kim Jong Un yang secara rutin menyita sebagian besar penghasilan pekerja warganya itu.
Sementara itu, AS menaksir ada sebanyak 80 ribu pekerja Korut di China dan sedikitnya 30 ribu di Russia.
Kim Jong Un menolak sanksi baru itu dan mencapnya selaku ‘tindakan perang yg harus pecah' dan sama dengan blokade ekonomi penuh kepada negara yg dipimpinnya.
Posting Komentar untuk "Warning, Semenanjung Korea Hampir Perang, China Dan Russia Minta Ini"