Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengejutkan, Ini Jawaban Raja Salman Mengenai Ibukota Palestina

Saat tengah krisis Yerusalem, Presiden Palestina Mahmoud Abbas berkunjung ke Arab Saudi. Pada Rabu, 20 Desember waktu setempat, Abbas bertatap muka dengan Raja Salman. Keduanya bertemu di Istana Al-Yamamah di Riyadh Saudi.



Di Dalam pertemuan itu, Raja Salman menegaskan kembali dukungannya akan hak sah rakyat Palestina untuk membangun sebuah negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan Palestina.

"Pada Selama pertemuan, Presiden (Abbas) memberi penjelasan mengenai perkembangan terakhir dan kontak yang dilakukannya untuk melindungi Yerusalem dari bahaya yang ditimbulkan oleh pengakuan Presiden AS Donald Trump atas wilayah itu sebagai ibu kota Israell.

Tak hanya bertemu dengan Raja Salman, menurut Wafa, Presiden Abbas juga bertatap muka dengan Putra Mahkota, yakni Pangeran Mohammed bin Salman.

Saudi Arabia sendiri menentang keputusan Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Riyadh menyebut kebijakan Trump "tidak dapat dibenarkan dan tidak bertanggung jawab pada palestina".

Donald Trump mengumumkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu, 6 Desember 2017. Langkah yang diambilnya tersebut ditentang dunia internasional, termasuk sekutu dekat AS, yakni Inggris dan France.

Namun Satu-satunya pihak yang memuji "kenekatan" Trump adalah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Sendiri.

Pada Beberapa waktu lalu, muncul sejumlah laporan yang mengabarkan bahwa Arab Saudi mengajukan sebuah inisiatif perdamaian antara Israel dan Palestina dengan menawarkan Abu Dis sebagai ibu kota masa depan Palestine.

Dan Langkah tersebut dinilai bertentangan dengan keinginan rakyat Palestina yang mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan Palestina.

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, menggagas prakarsa perdamaian tersebut saat kunjungan Presiden Mahmoud Abbas ke Riyadh November kemarin.

Di dalam inisiatif perdamaian tersebut, rakyat Palestina akan mendapatkan sebuah negara yang tidak bersebelahan di Tepi Barat dan Jalur Gaza di mana mereka hanya memiliki kedaulatan parsial. Sementara, mayoritas permukiman Israel di Tepi Barat akan tetap adanya.

Dan Prakarsa perdamaian tersebut tidak memberikan pengungsi Palestina dan keturunan mereka yang hidup di negara lain hak untuk kembali ke Israell.

Pangeran Mohammed bin Salman memberikan tenggat dua bulan bagi Abbas untuk merespons tawarannya itu.

Sementara itu, Abu Dis adalah kota Palestina di dekat Yerusalem Timur yang diduduki Israel. Menurut Kesepakatan Oslo, kota itu diklasifikasikan sebagai Area B yang dikelola oleh dua belah pihak, yakni Israel dan Otoritas Palestine.

Namun Inisiatif perdamaian yang ditawarkan Putra Mahkota Arab Saudi tersebut dikabarkan memicu kemarahan publik palestina.

Tapi, belakangan kabar ini dibantah oleh Duta Besar Palestina untuk Arab Saudi. Ia menyebut laporan tersebut tidak berdasar. Sementara, pejabat lainnya menegaskan bahwa rumor itu dimaksudkan untuk merusak hubungan Arab Saudi-Palestine.
Ahmad
Ahmad Content Creator

Posting Komentar untuk "Mengejutkan, Ini Jawaban Raja Salman Mengenai Ibukota Palestina"